Jumat, 14 Juni 2013

BISNIS properti yang akan terus tumbuh membuat pengembang menjamur bagaikan di musim hujan. Namun, tidak semua pengusaha ini sukses, hanya sebagian kecil yang bisa bertahan.
Praktisi properti yang juga miliarder muda Indonesia, Bong Chandra, memberikan tips bagaimana menjadi pengembang properti yang sukses, khususnya bagi pemula.
1. Waktu
Waktu merupakan faktor penting untuk sukses tidaknya membangun properti. Sebelum membangun perumahan/apartemen, analisa dulu apakah masyarakat di sekitar telah siap dengan keberadaan perumahan/apartemen. Penguasaan daerah dan pemahaman budaya masyarakat di sekitar dapat membantu sukses atau tidaknya properti yang akan dibangun.
“Dapat lokasi bagus di Manado, tapi masyarakatnya belum siap dengan apartemen, ujung-ujungnya bisa tidak laku,” ujar Bong memberi contoh.
2. Kepercayaan
Kepercayaan kepada developer akan sejalan dengan pengalaman. Developer yang baik akan membangun “estate development” di propertinya untuk membantu konsumen penghuni. “Banyak orang tak suka dicuekin developer, sudah laku jalan dibiarkan bolong-bolong, itu contohnya” kata Bong.
Trust juga dapat dibangun dengan menjalin kerjasama dengan bank-bank besar. Bank besar pasti sudah melakukan uji kelayakan sebelum bekerjasama dengan pengembang properti. Selain itu, trust juga dapat dibangun dengan menggunakan nama besar tokoh masyarakat untuk dijadikan komisaris.
“Mantan menteri diangkat jadi komisaris utama dan melakukan ground breaking. Ini dapat meningkatkan kepercayaan,” katanya.
3. Konsep
Banyak properti murah tidak laku karena tidak memiliki konsep yang jelas. Setelah memiliki konsep, pengembang harus membangun pusat keramaian terlebih dulu agar properti dapat hidup.
4. Strategi harga
Banyak developer  properti yang menjual rumah dengan harga per meternya lebih mahal, namun lebih laris. Buatlah unit-unit lebih kecil dan buatlah program cicilan lebih panjang untuk membuat efek psikologis murah di mata konsumen. “Bukan murah yang menang, tapi efek psikologis,” katanya.
Pengembang dapat berkorban sedikit dengan menjual murah untuk unit awal. Saat penjualan telah mencapai 60-70 persen maka biasanya telah balik modal dan  itu merupakan saat tepat untuk menaikkan harga penjualan 10-15 persen. Saat unit telah terjual 90 persen, harga dapat dinaikkan 15 persen namun buatlah program cicilan lebih panjang.
5. Unit Terbatas
Bangunlah properti dengan unit-unit terbatas agar tidak terjadi oversupply dan menjaga agar harga tetap tinggi. “Jangan langsung bangun 1.000 rumah, namun pecah jadi unit-unit kecil seperti per 100 rumah. Jika sudah terjual 70 unit maka pasang iklan terjual 70 persen untuk meningkatkan kepercayaan konsumen dalam membeli rumah,” katanya.
6. Area Komersial
Dalam membangun properti harus ada area komersil untuk menarik orang. Cari anchor tennant seperti Carrefour, Bioskop, atau Gramedia, yang menjadi tujuan utama pengunjung. Berikan sedikit privilege agar main anchor mau membuka di area perumahan.
“Berikan harga miring atau diskon kepada anchor tennant, rugi sedikit tidak apa-apa karena dapat menarik orang dan akan  meningkatkan nilai investasi,” katanya.
7. Lokasi
Saat ini lokasi tidak harus di tengah kota karena banyak developer properti sukses mengembangkan properti di pinggiran. Faktor penting adalah aksesibilitas menuju area properti, bangunlah jalan yang lebar agar mempermudah akses masuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar