Tujuan dilakukan analisa laporan keuangan:
- Untuk memberi gambaran tentang operasi yang normal
- Untuk mengestimasi kemampuan ekonomi dan prospek suatu bisnis
- Perbandingan dengan bisnis yang sejenis untuk mengevaluasi risiko dan parameter nilai
Analisa dalam Nominal Uang
Analisa
ini digunakan untuk menguji keterkaitan angka-angka akuntansi dan tren
angka tersebut dalam suatu kepemilikan bisnis sepanjang waktu.
Analisa dalam Presentasi (Common Size)
Merupakan
analisa perbandingan dalam laporan laba rugi dan neraca. Untuk laporan
rugi pembaginya adalah penjualan sedangkan untuk neraca pembaginya
adalah total aktiva. Analisa ini digunakan untuk membandingkan tren
hubungan, misalnya antara pendapatan dan pengeluaran atau perbandingan
dalam pos-pos nerada serta perbandingan di antara bisnis sejenis.
Penyesuaian Laporan Keuangan
Penyesuaian laporan keuangan dilakukan dengan cara:
- Penyesuaian non recurring. Memisahkan pos-pos non recurring atau terdapat pos-pos di dalam laporan keuangan yang tidak mencerminkan nilai yang wajar seperti misalnya kerugian akibat bencana alam, gugatan hukum dll.
- Penyesuaian non operasi. Memisahkan pos-pos non operasi normal perusahaan dengan mengeluarkan terlebih dahulu. Dengan anggapan bahwa jika bisnis terjual dalam transaksi jual/beli (yang mendasari standar nilai pasar wajar), penjual akan mempertahankan aset yang tidak terkait dengan operasional perusahaan.
- Penyesuaian unsur kendali. Menyesuaikan pengaruh unsur kendali dengan memisahkan pos-pos dalam laporan keuangan dari transaksi yang bersifat memiliki kepentingan kendali, seperti transaksi dengan pihak-pihak terafiliasi yang memiliki kendali antara lain berupa kompensasi manajemen yang berlebihan, struktur permodalan, biaya dan beban yang berlebihan, gaji pengurus yang terlalu tinggi
- Kebijakan akuntansi. Menyesuaikan kebijakan akuntansi untuk mengeliminiasi perbedaan dengan industri yang bersangkutan
- Menyesuaikan pos-pos lainnya yang tidak wajar
Analisa Rasio Keuangan
Analisa
rasio keuangan digunakan untuk membandingkan risiko secara relatif
terhadap suatu bisnis sepanjang waktu dan diantara bisnis yang sejenis.
Rasio Keuangan Perusahaan
Rasio Likuiditas
Rasio ini mengukur bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.
Current Ratio. Merupakan ukuran kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi hutang lancar.
Current Ratio = Current Assets/Current Liabilities
Quick Ratio.
Merupakan ukuran kemampuan aktiva lancar perusahaan untuk melunasi
hutang tanpa persediaan karena persediaan merupakan aktiva lancar yang
paling tidak likuid (karena persediaan dapat rusak dan hilang).
Quick Ratio = Current Assets – Inventory/Current Liabilites
Account Payable Turnover. Merupakan ukuran kemampuan penjualan perusahaan untuk melunasi hutang usaha.
Account Payable Turnover = COGS/Account Payable
NWC to Total Asset. Merupakan ukuran kemampuan modal kerja bersih perusahaan terhadap total aset.
NWC to Total Asset = NWC/Total Assets
Rasio Efektivitas
Rasio ini mengukur bagaimana kemampuan perusahaan mendayagunakan harta untuk mendukung pendapatan dan laba.
Inventory Turnover. Merupakan ukuran tingkat efisiensi perusahaan dalam mengatur persediaan.
Inventory Turnover = COGS/Inventory
Account Receivable Turnover. Merupakan ukuran seberapa cepat perusahaan menerima pelunasan piutang dagang dari pelanggan.
Account Receivable Turnover = Sales/Account Receivable
Asset Turnover. Merupakan ukuran kemampuan total aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk mendukung aktifivitas penjualan perusahaan.
Asset Turnover = Sales/Assets
NWC Turnover. Merupakan ukuran kemampuan modal kerja perusahaan untuk mendukung penjualannya.
NWC Turnover = Sales/NWC
Fixed Asset Turnover. Merupakan ukuran kemampuan aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan untuk mendukung aktifivitas penjualan perusahaan.
Fixed Asset Turnover = Sales/Fixed Asset
Rasio Profitabilitas
Rasio ini mengukur bagaimana return perusahaan dibandingkan sales, assets dan equity.
Return on Equity. Merupakan ukuran kemampuan ekuitas perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.
Return on Equity = Net Income/Owner’s Equity
Return on Asset. Merupakan ukuran kemampuan aset perusahaan dalam menghasilkan laba bersih.
Return on Asset = Net Income/Total Assets
Gross Profit Margin. Merupakan ukuran kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor.
Gross Profit Margin= Gross Profit/Sales
Operating Profit Margin. Merupakan ukuran kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba operasi.
Operating Profit Margin= Operating Profit/Sales-.
Net Profit Margin. Merupakan ukuran kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba bersih.
Net Profit Margin=Net Profit/Sales-.
Rasio Solvabilitas
Rasio ini mengukur bagaimana kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.
Times Interest Earned. Merupakan ukuran kemampuan laba operasi perusahaan untuk membayar bunga hutang.
Times Interest Earned=EBIT/Interest Expense
Equity Multiplier. Merupakan ukuran kemampuan total aset perusahaan terhadap total ekuitas perusahaan.
Equity Multiplier=Total Assets/Owner’s Equity
Interest Bearing Debt to Total Asset. Merupakan ukuran kemampuan total aset perusahaan terhadap hutang berbunga perusahaan.
IBD to Total Asset=IBD/Total Assets
Interest Bearing Debt to Equity. Merupakan ukuran kemampuan total ekuitas perusahaan terhadap hutang berbunga perusahaan.
IBD to Total Equity=IBD/Total Equity
Analisa Rasio Perbankan
Rasio Likuiditas
Merupakan
analisa tentang kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban melunasi
hutang−hutangnya, membayar kembali semua deposan, serta dapat memenuhi
permintaan kredit yang diajukan dalam jangka pendek.
Quick Ratio.
Untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali simpanan
deposannya dengan sejumlah cash asset yang dimiliki bank. Semakin besar
semakin bagus.
Quick Ratio = Cash Asset/Total Deposit
Investment to Policy Ratio. Untuk
mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban para deposannya dengan
melikuidasi surat−surat berharga yang dimilikinya. Semakin besar
semakin bagus.
Investment to Policy Ratio = Securities/Total Deposit
Banking Ratio. Untuk
mengukur kemampuan bank dalam melunasi kewajiban pada para penyimpan
dana dengan menarik kembali kredit yang diberikan kepada debitur.
Semakin besar semakin bagus.
Banking Ratio = Total Loan/Total Deposit
Loan to Assets Ratio. Untuk
mengukur kemampuan bank dalam memenuhi permintaan kredit para debitur
melalui jaminan sejumlah aset yang dimiliki. Semakin besar semakin
bagus.
Loan to Assets Ratio = Total Loan/Total Assets
Rasio Rentabilitas
Merupakan rasio untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba melalui kegiatan operasional bank. Semakin besar semakin bagus.
Gross Profit Margin. Merupakan ukuran kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba kotor. Semakin besar semakin bagus.
Gross Profit Margin = (Operating Income – Operating Expense)/Operating Income
Net Profit Margin. Merupakan ukuran kemampuan penjualan dalam menghasilkan laba bersih.
Net Profit Margin = Net Income/Operating Income
Return on Equity. Merupakan ukuran kemampuan ekuitas bank dalam menghasilkan laba bersih. Semakin besar semakin bagus.
Return on Equity = Net Income/Equity
Income to Total Asset. Merupakan ukuran kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan sejumlah aktiva bank. Semakin besar semakin bagus.
Income to Total Asset = Net Income/Total Assets
Interest Margin on Loan.
Untuk mengetahui prosentase laba diukur dari kemampuan perkreditan yang
dimiliki oleh suatu bank dibandingkan dengan selisih bunga yang
didapat. Semakin besar semakin bagus.
Interest Margin on Loan = (Operating Income – Operating Expense)/Total Loans
Gross Income to Total Assets. Untuk mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan laba kotor melalui penggunaan sejumlah aset. Semakin besar semakin bagus.
Gross Income to Total Asset = Gross Income/Total Assets
Analisa Posisi Risiko Usaha Bank
Merupakan rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko dari aktivitas operasi.
Liquidity Risk.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah
risiko kemungkinan kegagalan memenuhi kewajiban kepada para deposannya. Semakin besar semakin bagus.
Liquidity Risk = Liquid Assets/Total Deposits
Asset Risk.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah
risiko kegagalan pengembalian simpanan yang segera dibayarkan kepada
debitur melalui jaminan modal sendiri. Semakin besar semakin bagus.
Asset Risk = Equity Capital/(Total Assets – cash – Securities)
Deposit Risk Ratio.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk membayar
kembali dana yang disimpan para deposannya, yang harus dijamin
pembayarannya oleh capital bank. Semakin besar semakin bagus.
Deposit Risk Ratio = Equity Capital/Total Deposit
Interest Rate Risk.
Rasio ini digunakan untuk mengukur resiko usaha bank ditinjau dari
bunga yang diterima bank apakah lebih kecil bila dibandingkan dengan
bunga yang harus dibayar oleh bank. Semakin besar semakin bagus.
Interest Rate Risk = Interest Sensitive Assets/Interest Sensitive Liabilities
Credit Risk. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam menyanggah risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur. Semakin besar semakin bagus. Semakin besar semakin bagus.
Credit Risk = Bad Debt/Total Loan
Analisa Rasio Permodalan
Salah satu cara untuk menghitung apakah jumlah kapital yang ada pada suatu bank telah memadai atau belum.
Primary Ratio.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan bank dalam
menyanggah aset akibat berbagai kerugian yang tidak dapat dihindari. Semakin besar semakin bagus. Semakin besar semakin bagus.
Primary Ratio = Equity/Total Assets
Capital Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan bank dalam menyanggah sejumlah pinjaman pada nasabah. Semakin besar semakin bagus.
Capital Ratio = Equity/Total Loans
Deposit Risk Ratio.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk membayar
kembali dana yang disimpan para deposannya, yang harus dijamin
pembayarannya oleh capital bank. Semakin besar semakin bagus.
Deposit Risk Ratio = Equity/Total Deposit
Capital Adequacy Ratio (CAR).
Rasio ini digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank guna menutupi
kemungkinan kerugian dalam pemberian kredit dan perdagangan surat-surat
berharga. Semakin besar semakin bagus.
Capital Adequacy Ratio = Equity Capital/ATMR (Aktiva Tertimbang Menurut Risiko)
Analisa Efisiensi Usaha
Analisa
ini untuk mengukur tingkat efisiensi kemampuan manajemen suatu bank
dalam mengelola aset yang dimiliki oleh bank yang bersangkutan. Semakin besar semakin bagus.
Leverage Multiplier.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen suatu bank dalam
mengelola aset yang dikuasainya, mengingat atas penggunaan aktiva tetap
tersebut bank harus mengeluarkan sejumlah biaya tetap. Semakin besar semakin bagus.
Leverage Multiplier = Total Asset/Total Capital
Asset Utilization.
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
memanfaatkan aset yang dimiliki untuk memperoleh laba operasi dan laba
non operasi. Semakin besar semakin bagus.
Asset Utilization = (Operating Income + NonOperating Income)/Total Assets
Tidak ada komentar:
Posting Komentar